Surat Untuk Hujan

Terkadang, ingin aku bertanya pada hujan
Siapakah sebenarnya yang ia cintai?
Awan? Tanah? Atau lautan?

Jika hujan mencintai awan, lantas mengapa ia tega menjadikannya tiada, hanya untuk mencumbu tanah?
Namun jika hujan mencintai tanah, lantas mengapa ia kembali menuju lautan, dengan hanya menyisakan basah?
Sementara jika hujan mencintai lautan, lantas mengapa ia rela mendaki angkasa, demi melebur bersama awan?

Ah, hujan memang pengelana!
Entah kapan petualangannya berakhir
Menanti cinta sejati itu terukir

Seandainya saja ia tahu kalau aku menaruh hati
Dari kejauhan, diam-diam aku mematai
Tak jarang pula aku turut membantu, bahkan selalu
Pernah ku bayangkan kalau kita bersatu
Pelangi, itulah yang terbias kala kita bertemu

-Mentari-